kotak berkulit coklat namun wajahnya lusuh-lecek
pakaiannya sudah compang-camping
tak seorangpun menginginkan kotak
kotak kasihan, kotak berada persis disebelah tong
kotak kasihan, hidungnya pasti terganggu
Kotak mengajakku berdialog
berdialog singkat, mungkin menurutnya
siapa tahu aku membutuhkan dia
Kotak bertanya, bertanya menyakitkan
"pernah kau rasakan terbuang? ataupun sekedar tak diinginkan?"
aku tertawa kecil, tidak menjawab
Kotak kembali bertanya,
"kalau tidak, ingin merasa hilang?tidak terlihat maksudku.
aku bisa memberimu tempat,disini! cukup untuk badanmu,
mungkin kamu akan nyaman, bajuku memang tak selayak seperti yang kau lihat,
tapi layak kau isi dengan cerita-ceritamu. siapa tau kau mau berbagi"
Energiku negatif,
aku memasuki kotak
agak sempit, gelap
tidak seburuk apa yang aku fikirkan
Disini nyaman, aku tak perlu cahaya
cahaya setitik cukup buatku
disini hangat, dan.. hidungku tidak terganggu
dengan keberadaan tong
dan aku menumpah-ruahkan, mengaduk-aduk,
melempar jauh ke kandang semua emosiku
dan mencampur adukkan kembali dengan sebuah kata 'maaf'
Baju kotak sudah penuh, banyak cerita banyak marah
banyak maaf, baju kotak sekarang tidak polos
kotak, namun aku memiliki hidup
hidup tidak tinggal diam, hidup memiliki waktu
Terimakasih ya kotak,
tempatmu nyaman sekali aku senang berada disitu
jangan pindah ya kotak,
suatu saat aku butuh tempat gelap itu lagi
suatu saat aku kembali lagi
aahh.. matahari diluar menyengat,
baru saja aku keluar, kotak diangkut oleh pria setengah baya,
pakaiannya seperti kotak, compang camping
sambil mendorong gerobak besi lama-kelamaan menjauh
menjauh dari pandangan retinaku
Setidaknya kotak sekarang tidak sendiri,
tak apa ini biasa
mereka datang lalu pergi
ini lumrah
No comments:
Post a Comment